Kecanduan Facebook dan Twitter ganggu mental?

         Hello guys, di postingan ini gw mw nulis sesuatu tentang dunia maya... yah, dunia maya... dimana banyak orang cumen berinteraksi lewat jaringan internet, bla bla bla... but, makin lama dunia maya bikin orang jadi lupa ma dunia nyata... ohhh,,, payah.... emang sih banyak manfaatnya buat kita,, example: kita jd tau temen SD ato SMP ato SMA qt, kenalan baru, dll... tapi sayangnya banyak orang membuang waktunya buat hal2 ini... dengerin kuliah sambil twitteran, kerja sambil buka facebook.. akibatnya?? ENGGAK FOKUS...
Orang yang nggak bisa mengatur waktunya dengan baik bisa2 tiap detik nongkrong liatin jaringan-jaringan sosial ini... OK.. sekarang gw akan kasih tw beberapa akibat buruk kecanduan internet terutama jaringan sosial yang gw dapet dari beberapa sumber n gw tulis langsung tanpa editing dr sumber2 itu supaya lo smua lebih ngerti...


1. Kecanduan Facebook dan Twitter Ganggu Mental

KOMPAS.com – Apakah anda pernah mendengar tentang penyakit Obsessive Compulsive Disorder (OCD)? Mungkin sebagian besar diantara kita masih banyak yang belum tahu tentang penyakit yang satu ini. OCD merupakan penyakit yang menyerang mental yang ditandai dengan ciri-ciri sering memikirkan sesuatu hal berulang-ulang dan melakukan perbuatan secara berulang-ulang.

Contohnya adalah seseorang yang kerap berpikir untuk mematikan kompor gas di rumah, padahal sebenarnya dia sudah mematikannya. Bisa juga pada kebiasaan seseorang yang selalu mencuci tangannya berkali-kali dan tetap merasa kotor.



Kondisi OCD juga dialami oleh orang-orang terkenal seperti Wayne Rooney, Katy Perry, Megan Fox, Justin Timberlake, Jessica Alba, Paul Gascoigne, dan Charlize Theron.
Katy Perry mengaku perilaku OCD-nya sering timbul ketika ia sedang melakukan tur konser. "Saya akan panik saat melihat ada alat make up yang rusak di tas kosmetik. Tapi paling menakutkan bagi saya jika ada kacamata dengan noda bekas jari di kacanya," katanya.
Sementara itu Megan Fox mengatakan ia tidak bisa makan di restoran menggunakan sendok garpu perak. "Saya langsung merasa jijik karena mengetahui ada ratusan orang yang mungkin sudah memakai sendok itu. Bayangkan ada berapa bakteri di sendok itu," ujarnya.


Menurut Dr. Pam Spurr, pakar perilaku, situs jejaring sosial seperti misalnya Facebook dan Twitter ternyata bisa membuat seseorang terkena penyakit yang tergolong gangguan kejiwaan ini. Kebiasaan atau rutinitas yang sering bermain Facebook walaupun hanya sekedar melihat, mengecek, atau memperbaharui status bisa membuat perasaan Anda cemas dan ingin terus melakukannya.
 Jika kebiasaan ini terus dibiarkan, maka otak Anda akan merasa selalu terdorong untuk melakukan hal tersebut, yang pada akhirnya akan mempengaruhi mental dan kebiasaan hidup Anda sehari-hari.
Pam Spurr mengungkapkan, cara untuk mencegah OCD adalah dengan  menenangkan pikiran, mengubah pola pikir dan gaya hidupnya.

Tapi sayangnya, situs jaringan sosial termasuk Facebook dan Twitter justru berdampak sebaliknya bagi pikiran manusia, bahkan bisa menciptakan kecemasan lebih besar.

Pam menambahkan, seseorang yang cara berpikirnya lebih tenang umumnya bisa mengatasi persoalan ini. Untuk melindungi diri dari kemungkinan terserang penyakit ini, Pam menyarankan hendaknya setiap orang membatasi jumlah waktu mereka untuk bermain facebook.

2.  Kecanduan Facebook dan Twitter dijauhi teman
 Jangan menghabiskan waktu terlalu lama di situs jejaring sosial, seperti Facebook. Anda bukan mendapat banyak teman, malah bisa kehilangan teman.Peneliti menemukan seseorang yang berlama-lama mengakses Facebook cenderung sering mem-posting sesuatu yang tidak terlalu penting. Hal ini yang justru akan membuat banyak orang menghapusnya dari daftar teman.Selain mem-posting sesuatu yang tidak penting ada hal lain yang membuat seseorang dihapus dari daftar teman, yaitu selalu berkomentar soal agama dan politik. Hal ini diketahui dari penelitian yang dilakukan ilmuwan komputerChristopher Sibona. Ia melakukan survei pada 1.500 pengguna Facebook dan Twitter untuk mengetahui fenomena ‘unfriend’.“Seratus posting tentang band favorit menjadi hal yang sangat tidak menarik. Banyak juga orang yang tidak ingin membahas agama serta politik dan itu juga berlaku secara online,” kata Christoper seperti dikutip dari Times Of India.Posting yang tidak sopan seperti komentar kasar atau rasis adalah alasan lain seseorang dihapus dari daftar teman di Facebook. Penelitian tersebut menunjukkan sebanyak 57 persen relawan menghapus akun Facebook seseorang dalam daftar temannya. Lalu, sebanyak 26,9 persen untuk juga memasang status offline untuk menghindarinya.Sibona, yang merupakan mahasiswa doktoral Universitas Colorado di AS, mengamati adanya semacam hirarki online dalam hubungan, yaitu yang dominan dan subordinat (lemah). Misalnya, seseorang yang mengajukan ‘friend request’ cenderung lebih mungkin akan dihapus dari daftar teman oleh seseorang. Lalu, mereka yang menghapus daftar teman cenderung lebih dominan dalam hubungan pertemanan.Sibona juga mengatakan berteman di Facebook sebenarnya ada aturan tersendiri. Ia menyebutnya sebagai etiket di internet dan mengistilahkannya sebagai ‘nettiquette’, yang jauh berbeda dari interaksi tatap muka.


Nah, itu dia beberapa akibat kecanduan.. boleh kita maem, asal dibatasi, bukan malah mengikat kita... 
Gw jg dapet berita dari Amerika Serikat, mereka rame2 menyatakan ingin berhenti pake facebook.. wow,great movement...
Nih: gw kasih beritanya yg gw dapet dr eramuslim.com


Baru-baru ini, Halley Lamberson, 17, dan Monica Reed, 16, juniornya di San Francisco University High School, membuat perjanjian: hanya login ke Facebook pada hari Sabtu. Selain Sabtu, mereka memasang status: "Saya tidak bisa diganggu."
"Kami menghabiskan terlalu banyak waktu, terobsesi oleh Facebook, dan akan lebih baik jika kami istirahat dari itu," kata Halley.
Facebook, situs jejaring yang populer, memiliki 350 juta anggota di seluruh dunia yang, secara kolektif menghabiskan waktu 10 miliar menit di sana setiap hari, check-in dengan teman-teman, menulis di dinding elektronik orang, mengklik foto orang lain dan itulah jalan arus dunia sosial mereka.
Di Amerika (atau mungkin juga Indonesia dan negara-negara lainnya), banyak orang yang kecanduan Facebook. Facebook tidak akan mengungkapkan berapa banyak pengguna layanan dinonaktifkan, tetapi Kimberly Young, psikolog dan direktur Center for Internet Addiction Recovery di Bradford, Pa, mengatakan ia telah berbicara dengan puluhan remaja yang kecanduan Facebook dan ingin berhenti darinya.
"Rasanya (kecanduan Facebook) seperti kecanduan lainnya," kata Dr Young. "Sulit untuk menyapih diri sendiri."
Dr Young berkata ia mengagumi remaja yang punya strategi mereka sendiri untuk menghentikan Facebook mereka. "Banyak dari mereka yang menemukan keseimbangan mereka sendiri," katanya. "Ini seperti gangguan makan. Anda tidak dapat menghilangkan makanan. Anda hanya perlu membuat pilihan yang lebih baik tentang apa yang Anda makan. Dan apa yang Anda lakukan secara online. "
Michael Diamonti, kepala sekolah di San Fransisco University High School, sedang memikirkan apa peran sekolah seharusnya, karena kebanyakan siswa menggunakan Facebook di rumah, dan penggunaan yang berlebihan sangat mempengaruhi nilai-nilai mereka.
Pada bulan Oktober 2009, anggota Facebook mencapai 54,7 persen orang di Amerika Serikat usia 12-17, naik dari 28,3 persen, menurut Nielsen Company, perusahaan riset pasar. Banyak sekolah menengah senior yang sadar bahwa dengan sangat sadar siswanya menghabiskan berjam-jam setelah untuk mengklik Facebook.
Gaby Lee, 17, seorang senior di-Royce head School di Oakland, California, telah dua minggu untuk ini dengan putus asa, menonaktifkan account Facebook-nya. Account masih ada, tapi kelihatannya bagi orang lain seolah-olah tidak. "Tidak ada yang bisa melihat dan menulis di dinding atau melihat profil saya," katanya.
Kecanduan memang tidak mati dengan mudah. Gaby berkata ketika ia duduk di komputer maka"jari-jari saya akan secara otomatis masuk ke Facebook." Dan itu sangat menyedihkan.
Dunia memang telah begitu sempit, dan anak-anak muda mematung dirinya dengan hanya jarak lima meter saja. Mereka tidak melakukan apapun. Tidak menghasilkan karya. Tidak berbaur dengan masyarakat nyata, karena sudah merasa cukup dengan jaringan sosial mereka yang ada di Facebook. Padahal itu adalah semu belaka.

Nah, Amerika saja sudah mau berhenti terhadap Facebook, bagaimana dengan kita? 



Komentar

Unknown mengatakan…
klo gitu jgn sampe kecanduan
Si Jejes mengatakan…
yup.. hahaha..

Postingan Populer