Hubungan Antar Manusia: Kehilangan

Malam ini mungkin bukan catatanku seperti yang biasanya...

Karena hari ini aku kehilangan salah satu anggota keluarga Allah yang aku sayangi... role modelku, nenekku, pribadi yang menerima keluarga kecilku bahkan disaat adanya penolakan dari keluarga besarku.

Jujur, kehilangan itu menyakitkan. Tuhan bisa saja ambil nyawa nenek pada hari ini ini, tapi hari-hari ke depan akan sangat kosong. Tidak ada lagi tawanya, tidak ada lagi bau harumnya, dan sebagainya. Rasanya seperti diambil berkali-kali.

Kehilangan itu bisa berarti sangat luas. Kehilangan karena seseorang yang kita sayangi meninggal, kehilangan karena orang yang kita cintai pergi dengan berbagai alasan. Itu menyakitkan. Tapi itulah kehidupan. Ketika ada yang datang maka harus ada yang pergi. Ketika ada yang lahir juga harus ada yang meninggal. Dan ketika kita sedang dalam keadaan sedih, disitulah manusia yang lemah itu menampakkan dirinya. Ketika kesedihan itu datang, mau tak mau kita mengakui kita butuh orang lain. Kita ngga bisa hidup sendiri. Dan ketika orang lain itu ngga ada? Kita lari ke Tuhan.

Lika-liku kehidupan ini ngasih kita 1000 alasan untuk komplain ke Tuhan, tapi buat apa kita komplain? Apa menyelesaikan masalah? Ngga kan.. Justru kita harus bersyukur ke Tuhan dengan rasa sakit yang kita rasakan. Kenapa? Kalau orang kesayangan kita meninggal, kita jadi inget hidup ini hanya sementara. Kita jadi kadang malu kalau nglakuin hal yang ga bener karena orang kesayangan kita bisa lihat dari Surga.

Nah kalau kita ditinggal orang yang kita cintai tapi bukan karena meninggal? Misal putus pacar? kita bisa belajar dari pengalaman dan petik pelajaran dari hal itu. Kita bisa pake kesempatan kesedihan itu untuk membuat kita jadi lebih kuat lagi, lebih pinter lagi, jadi ke depannya kita jadi manusia lebih baik lagi.

Ngomong-ngomong, dulu aku pernah bikin semacam puisi gitu waktu break up sama mantan yang ternyata masih kesimpen di jurnalku. Puisi ini juga merupakan komitmenku untuk jadi lebih baik lagi. Nih aku share:

Broke up
Break my heart

Bullshit all that I heard from you


You are handsome, smart, caring
But nobody understand
Whats inside your head

I care for you
But you push me away
Like a lion eat all of fishes
You left no heart

But it will rise a shark
A strong and biggest one
A shark will heal the pain inside
And living the ocean once again

Dont you dare to call me again
Temporary only make it worse
You come you love you leave
Like a fallen star
Shine bright then dissappear

You told me you cant do it anymore
Cz you want all of me
Can you for once pretend
Thats we are only friends?

Let this photograph
Remain in memory
Hold hopeless love story
My Crush


Dan ketika hari ini aku mendengar kabar bahwa nenekku meninggal dunia. Rasa sakit kehilangan ini kembali timbul. Rasa kehilangan yang menyakitkan. Mungkin aku ngga bisa ngrasain apa yang kakek rasain. Beliau yang merawat sehari-hari. Pasti hancur berkeping-keping. Boro-boro kakek yang uda lebih dari 50 tahun nikah sama nenek. Orang aku putus cinta dulu itu sempet nangis bombay sampe sakit segala semingguan. Apalagi ini? 50 tahun lebih coy... 

Namun disaat nenek meninggal pun aku belajar satu hal, kekuatan cinta yang membuat 2 pribadi bersama sampai maut memisahkan. Itu keren abis menurutku. Teladan cinta yang sesungguhnya. Bukan lagi relationship goal ala-ala anak muda jaman now, tapi married goal. Selain itu, pelajaran yang aku petik lainnya adalah nenek adalah pribadi yang sangat suka melayani Tuhan dan dengan kematiannya, aku bener-bener jadi inget kalau hidup ini hanya sementara, buat apa kalau ngga dipake buat melayani Tuhan? dan lagu ini terus menerus ada di benakku sementara aku menangis:

Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan

Jangan sia-sia kan waktu yang Tuhan b'ri

Hidup ini harus jadi berkat
Oh Tuhan pakailah hidupku

Selagi aku masih kuat

Bila saatnya nanti
Ku tak berdaya lagi
Hidup ini sudah jadi berkat



Oke, mungkin cukup dulu curcolku malam ini. Intinya di setiap kehilangan pasti ada hal dapat membuat kita menjadi manusia lebih baik lagi dan banyak pelajaran yang kita petik dari pribadi-pribadi yang pernah ada di dalam hidup kita.

Sakit sih sakit, tapi namanya proses hidup ya kayak orang nempa tanah liat, dibanting2 dulu, dibakar dulu, nanti akhirnya jadi sesuatu yang indah. 


Ingat hidup ini hanya sementara! :)

Sekian dan terima kasih.




Komentar

Postingan Populer