One Man Show. Narcissistic Personality Disorder???

Banyak jenis-jenis manusia di sekitar kita. Ada yang pendiam, ada yang banyak berbicara, dst. Namun satu jenis orang menarik perhatianku akhir-akhir ini. Aku ngga akan kasih tau siapa dia dan dimana dia berada. Cukup hanya aku yang tahu.
 
Image by Free-Photos from Pixabay
Kenapa aku tertarik???

Karena as a leader (org ini leader di suatu tempat), orang yang aku amati sukanya showing himself/herself as the only one who can do something. Walaupun dia punya anak buah, tapi dia sama sekali ngga menganggap anak buahnya as a team. Dia kerap tampil sendirian padahal semua anak buahnya yang bikin. Common practice right? Dimana-mana ada aja orang macem gini.

Yang ngerjain orang lain, dia yang maju dan klaim dia yang mengerjakan semua. Akhirnya semua mata tertuju padanya, timnya hanya bisa mengais sampah dan cercaan atau bullyan "Mana sih timnya?"Belum lagi kalau ada orang lain yang dipuji selain dia, pasti dia akan marah walaupun mungkin dari luar senyum dan mengucapkan selamat. Fake banget lah ini orang. Akhirnya aku penasaran apa orang ini menderita "Narcissistic Personality Disorder"? Honestly, aku bukan orang psikologi, cumen hal ini bikin aku tertarik juga, jadi aku coba browsing-browsing mengenai "penyakit" ini.
(aku akan singkat istilah ini jadi NPD ya biar gampang)
Narsistik atau biasa dikenal sebagai Narcissistic Personality Disorder adalah sebuah gangguan mental. Narcissistic Personality Disorder adalah  kondisi orang yang menganggap dirinya jauh lebih penting dari orang lain, memiliki kebutuhan yang tinggi untuk dipuji atau dibanggakan, namun memiliki empati yang rendah terhadap orang lain.

Akan tetapi dibalik rasa percaya diri yang begitu tinggi sebenarnya ia memiliki rasa percaya diri yang rapuh dan mudah runtuh hanya dengan sedikit kritikan. Gangguan ini dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan apabila tidak ditangani secara tepat.
Ciri-ciri dan gejala dari Narcissistic Personality Disorder adalah:
  • Menilai diri sendiri terlalu tinggi dibandingkan orang lain secara berlebihan
  • Menganggap diri dianggap superior tanpa adanya pencapaian yang pantas
  • Melebih-lebihkan pencapaian dan bakat diri
  • Meyakini diri sendiri sebagai seseorang yang superior dan meyakini bahwa hanya orang-orang yang sama istimewanya yang akan memahami hal tersebut
  • Memiliki preokupasi atau pikiran dipenuhi dengan fantasi mengenai sukses, kekuasaan, kepandaian, kecantikan atau ketampanan, atau mengenai pasangan yang sempurna
  • Memiliki kebutuhan untuk selalu dipuji atau dikagumi
  • Merasa istimewa
  • Mengganggap bahwa dirinya pantas diberi perlakuan spesial dan bahwa hal itu sebagai suatu hal yang wajar di mata orang lain
  • Memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan
  • Tidak mampu untuk meraba rasa atau menyadari perasaan atau kebutuhan orang lain
  • Merasa cemburu terhadap orang lain dan merasa orang lain cemburu terhadap diri sendiri
  • Memiliki perilaku yang arogan
Sumber: Hellosehat.com

Kalau menurut Psycom.net, populasi orang yang menderita NPD itu kira-kira sebanyak 1% dari populasi dan kebanyakan pria dibanding wanita. Apa mungkin karena pria dianggap komunitas harus "lebih unggul" daripada wanita ya? Nobody knows.

Nah, orang yang menderita NPD ini jangan sampai disalahartikan dengan orang yang PD alias Percaya Diri. Orang yang PD masih banyak yang rendah hati dan apabila dia berhasil, maka timnya yang akan diunggulkan (kalau dia leader). Beda banget sama yang NPD ini, yang lain ngga dianggap. Orang NPD cenderung punya kepribadian narsis, egois, sombong, serta mengabaikan perasaan dan kebutuhan orang lain.

Tapi dibalik sifat-sifat buruknya yang  dibenci orang lain, kita harus kasihan juga loh sama orang-orang NPD ini. Dia pasti ngga bahagia sama kehidupannya, isinya hanya "aku harus nomor satu" dan seringkali kecewa kalau orang lain beroleh penghargaan. Akhirnya tidak jarang orang macem gini  banyak dijauhi orang walaupun dia sendiri ngga sadar. Dia juga pasti bersikap waspada dan takut kekurangannya diketahui orang lain.

Selanjutnya aku mikir, kok bisa ada orang macam gini? Dimana-mana pasti ada sebab akibat kan?
Kalau menurut sumber-sumber yang aku baca, banyak sih kemungkinannya, tapi kebanyakan karena didikan sejak anak-anak:
  • Orang tua terlalu mengkritik saat anak merasa takut dan gagal.
    • Masuk akal sih ini. Banyak anak pengen dipuji orang tua, tapi orang tua tidak pernah puas dengan prestasi anak. Kamu kurang gini kamu kurang gitu...  Bisa jadi anaknya uda berprestasi di bidang tertentu, tapi orang tua menganggap itu masih kurang. Akhirnya lama kelamaan anak akan merasa tertekan, dia berusaha untuk berhasil dan tidak memperlihatkan kekurangannya.
  • Orang tua terlalu mengelukan keistimewaan anak
    • Ini juga bisa jadi. Orang tua yang terlalu mengelukan dan akhirnya ini didengar anak dan dianggap sebagai sinyal "aku lebih baik dari orang lain. Orang lain ngga ada yang lebih baik dari aku". Nah ketika sinyal ini uda mendarah daging dalam alam bawah sadar, ketika ada temannya yang lebih baik dari si anak, maka si anak akan marah dan menganggap hal itu salah.
Serba salah ya jadi orang tua. Hehehe.. Akupun sebagai calon orang tua akhirnya belajar juga mengenai hal ini. Berikan pujian apabila dia memang mencapai prestasinya dengan tidak berlebihan, namun apabila anak gagal, tetap beri dukungan semaksimal mungkin sehingga dia bisa bangkit kembali. Hilangkan ego orang tua dan berikan dukungan maksimal kepada anak. Pelajaran buat aku juga.
Image by Amber McAuley from Pixabay

Nah kalau ada yang kamu kenal atau mungkin bisa jadi kamu sendiri yang mengalami ini, terbukalah!. Aku percaya keterbukaan adalah awal dari pemulihan. Jangan segan buat datengin psikolog atau psikiater. Ngga semua orang yang berobat ke psikiater itu orang gila kok. Paradigma-paradigma macem gitu yang harus diilangin.

Okay. Itu dulu sharingku siang hari ini. Semoga bermanfaat :)




Komentar

Postingan Populer